Rabu, 12 Desember 2012

sesuatu itu bernama legenda pribadi -sang alkemis- diriku

membacanya, tak butuh memahami lebih untuk dapat menangkap maksud setiap bait kata yang terangkai, hanya lalu terpekur tiba-tiba saja adegan raju -3 idiot- saat diwawancawa untuk dapat pekerjaan setelah mengalamu patah tulang akibat 'kelallaian' nya sendiri menjawab 'ketika sd saya adalah anak yang jenius, dan orang tua saya meneruh harapan pada saya untuk menuntaskan kemiskinan yang terjadi di keluarga kami. sejak saat itu saya merasa takut dan merasa butuh bantuan lebih dari tuhan'.
aku berbeda, aku lebih beruntung karna aku berasal dari keluarga yang alhamdulillah diberikan kecukupan dari Allah, orang tuaku juga tidak menegaskan bahwa aku harus berhasil, hanya dari setiap ceritanya mereka berharap aku mampu menjadi lebih baik dan berguna bagi siapapun -ya harapan rata2 setiap orang tua, dimanapun, siapapun- dan itu tak menjadi beban bagiku sampai saat SMA aku mulai merasa harus bersaing dengan saudara2ku yang lain -yang alhamdulillah, kami diberi kesempatan oleh allah menjadi anak diatas rata2- disanalah semua ketakutan itu bermula, ketakutan untuk menjadi yang baik diantara yang terbaik. ketakutan untuk dibandingkan dengan perbandingan atas, ketakutan tidak memperoleh tempat di hati orang tuaku. ketakutan akan masa depanpun timbul membungkan segenap kreativitas dan keyakinan bahwa aku mampu lebih baik dari apa yang saat itu aku peroleh. hingga saat ini -sebelum sang alkemis ku baca tentunya-
ya aku memutuskan untuk meninggalkan ketakutan itu sekarang. ketakutan yang terbukti bahwa sekarang aku hanya sebatas baik tak terbaik. bahwa aku kalah jauh dari kakak ku meski aku tau Allah punya rencana disetiap hambaNya -tapi aku yakin, rencana itu mampu diubah dengan usaha, dan usahaku minim, 'banget'-. lalu sang alkemis mengingatkanku pada legenda pribadiku. legenda yang bagi banyak orang mungkin -hanya- menjadi bahan tawaan. _aku ingin mengabdikan diriku -sedikit saja dari waktu dan kesempatan yang allah berikan padaku- di salah satu kawasan terpencil untuk mengajar -dan perjalanan ketakutanku membawa pemahaman bahwa aku pasti belajar lebih banyak dari yang bisa kuajarkan disana-_ dan aku sungguh bahagia menyadari legenda pribadiku itu. aku ingin meraihnya dengan bantuan dang nurani, usaha dan tangan tangan Allah..
amin,,,,



_ya Allah, aku sungguh berharap bisa bergabung menjadi pengajar muda di Indonesia Mengajar, sungguh... amin_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar