apa yang kamu kerjakan sudah mengarah pada harapan yang kamu bangun?
apa jalan yang kamu tuju mengantarkanmu pada kebahagiaan merengkuh harapan itu?
pertanyaan paling menohok adalah...
apa harapanmu?
hha.. jujur aku masih ingin menangis membayangkan bahwa apa yang kujalani semuanya -dari maret kelam itu- sebagai suatu jalan untuk mendekati harapan, dimana harapan yang kudekati adalah harapan yang lahir dari langkah yang sedang kuayunkan,, lalu, gamang.. sebab tak kutemukan kenyamanan disana.
kupelajari kembali satu-persatu kesalahan besar yang kulakukan, aku akui,, aku memang salah, memang aku salah..
-katamu- aku sendiri yang pada akhirnya menghancurkan segalanya,,
baiklah,, baiklah,, aku salah dan aku akan berfikir kembali kemana harapan itu akan mengarah
atas semua bangunan yang kubangun dulu yang kamu pagari, yang kamu buat ia berlumut, terabaikan dan tertinggal , bagaimana aku harus kembali untuk membuatnya kembali indah?
untuk setiap mimpi nyata yang menegarkan pijakan kaki itu yang dipatahkan kekokohannya, yang dihapus jalannya, bahkan dibakar segala rindangnya, bagaimana aku harus merindangkannya??
bagaimana aku harus membangun mimpiku lagi? mimpi yang dulu kubangun lama sebelum aku mengenalmu? bagiamana?
aku tak cukup punya banyak waktu,
aku sudah menghabiskan waktu waktu berharga itu, tapi.. aku paham menemukan banyak hal disana dan aku harus belajar...
aku mencintaimu, sungguh... dan dengan rasa itu harusnya aku bertahan, bukan menghujat dan mencari pembenaran...
disudut pulau antahlah yang kapal kita mengaram disana,, aku masih berharap menemukan dan menjadikanmu sebagai kapten dipelayaranku lagi,, meski semua tak mungkin ada kesempatan itu lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar