Jumat, 16 Maret 2012

ajarka aku untuk bahagia ibu,,,

ibu, belulangku rontok seketika
tidak karna apapun, kecuali hanya karna aku sendiri yang membuatnya tak mampu untuk tegak,
ibu aku ingin pulang, mendekapmu, larut dalam hangat dan ketenanganmu

kenapa aku tak bisa percaya? karna aku tak bisa dipercaya
kenapa aku tak mampu untuk bangkit sekrang? karna kakiku telah kuinjak-injak, remuk, hancur
kenapa aku harus sebegini lemahnya? karna dukaku, membayar semua khianat yang kulakukan,

ibu,,
aku ingin pulang, tapi tak punya lagi tempat untuk kembali

tapi aku harus menatap dunia ini kembali, dengan lukaku, dengan robekanku, dengan langkahku yang tak tau lagi harus kemana,
dengan bising pada pikiranku yang tak mampu untuk ku diamkan
dengan resah dan helaan nafas panjang yang acap kali menemani
dengan kepala yang selalu berat tanpa sebab...

aku tak ingin mati sebagai pecundang ibu

impian pernikahanku, aku sendiri yang menggadaikannya
aku sendiri yang membuatnya hancur
aku tak tau bagaimana cara untuk memperbaikinya yang ku tau, hanya, aku harus menjadi pribadi yang lebih baik, cukup itu bukan ibu

aku mungkin tak punya cukup cara menjelaskan pada -entah siapapun- itu kelak tentang 4 tahun terburuk dalam hidupku
aku tak pernah tau, kapan badai ini akan berakhir dan apakah kapalku cukup kuat untuk bertahan
tidak karam, tidak hancur, sekalipun karam dan hancur aku juga tak punya kekuatan untuk meyakinkan diriku sendiri bahwa aku akan selamat

tapi tanpa ia menjadi kaptenku, aku tak tau apa ada kapten lain yang mampu memimpin kapalku
sebab dengan nya, dengan bersamanya, arah perjalananku jelas, ibu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar