Mama,, kapan ya kita bisa kembali bercerita dalam gelap,
yang memburamkan pandanganmu pada mataku yang sembab meski getar pada suaruku
jelas kau rasa dan genggamanmu meyakinkan bahwa semua hal akan baik-baik saja.
Mama,, aku ingin mendekapmu, bersandar pada bulir
kesederhanaan yang menenangkan dan nyaman kala gundah mengintai pada
langit hidupku,, meski tanpa kata, meski
tanpa ucapan, meski hanya tatapan, meski hanya sebuah sentuhan lembutmu di
kepalaku dengan sebuah senyuman dengan makna ‘tak akan habis bahagiamu hanya karna sedikit duka yang baru saja kau
rasakan..
Ahhh mama,,, aku rindu, bertukar kata denganmu, mengubah
tangis ini dengan kata-kata bodoh yang kita pahami sebagai penyelesaian atas
jurang yang pernah terbentang antar kita meski tak kita inginkan,,
Taukah kau mama,, aku kehilangan diriku,, 4tahun sudah, aku
tak memilikinya lagi secara utuh,, aku bahkan tak mampu membaca gerakku sendiri
atas risau yang selalu membadai,, mama rengkuh aku kembali dalam pelukmu yang
hangat,, aku mohon,,
Aku tak punya siapapun sekarang disampingku mama,, tidak dia
tidak juga dia dan juga dia bahkan aku tak punya ketenangan suaramu saat ini,,
aku rindu!!! Sungguh,, kemana harus kubagi sebingkai luka menganga ini mama? Tidak ada yang
mengobatiku, tidak dia, tidak dia dan juga tidak dia, hanya terkadang nafasmu,
pengorbananmu dan ingatan tentangmu menguatkanku untuk membasuh, mengobati dan
sembuh dari luka ini, tapi tak cukup membuatku bertahan untuk konsisten hingga
ia sembuh.
Mama, sejauh apa kau percaya bahwa aku kuat?? Apa aku memang
sekuat itu? Tapi mengapa aku tak begitu kuat mama? Mengapa? Mengapa aku bahkan
sangat rapuh??? Mama,, ijinkan aku kembali,, sungguh aku tak punya kekuatan
lagi untuk sekedar duduk menatap cahaya dari kelamnya duniaku,, mama bolehkah
aku mengakui? Aku butuh pengakuan hanya untuk menenangkanku dan meyakinkan
bahwa aku masih punya mata, hati, pikiran untuk menerima cahaya dan membuat
warna pada pelangi indahku kembali terlihat.
Mama aku lelah berdusta, lelah untuk terus munafik,
sungguh mama, aku lelah, hanya berharap bisa berbagi dengan seseorang yang bisa
kupercaya dan tak akan pernah membuka aibku pada orang lain,, hanya berharap
bisa mengakui sisi gelapku pada seseorang dan berharap ia bisa membagi
kehangatan pada dingin yang membekukan semua langkahku. Mama ijinkan aku untuk
bercerita, menguraikan perjalanan kehidupan ku selama 4 tahun jarak memisahkan
kita. Ijinkan aku untuk jujur padamu lalu mengeksekusi semua kebohongan ini atas dukunganmu yang sudah pasti akan membuat mu murka untuk sementara waktu, mama,, belum cukupkah 4 tahun untukku menjadi pemenang dan mengakuinya? haruskah aku tetap menjadi pengcut untuk terus menangis pada pojok kamar ini, bersuara dalam perih, sendiri menyendiri?
mama,,,hangatmu
aku rindu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar